Share this:

Brand Audit Saat Pandemi

18 May 20

Brand yang berhasil tidak dibangun dalam sehari. Penyusunan dan pengembangannya melalui beberapa tahap, dibutuhkan trial and error untuk menetapkan apa yang bisa dan harus dilakukan, apa yang tidak. Meskipun demikian, brand bagaimanapun adalah bisnis. Sudah sepatutnya ada yang dapat dilakukan untuk mengurangi porsi error dalam trial and error. Salah satunya dan yang wajib dilakukan adalah brand audit.

Secara sederhana, brand audit merupakan tahap awal penyusunan/pengembangan brand, sebuah proses pengkajian secara menyeluruh, mulai dari identitas hingga performa. Ini merupakan tindakan kunci, tetapi menariknya justru sering dilangkahi. Beberapa bisnis mengembangkan brand-nya tanpa kajian dan data yang akurat. Brand memang merupakan sebuah konsep, dengan kata lain abstrak, tetapi bukan berarti tidak terukur. Brand ada tidak semata sebagai wajah dari sebuah produk atau jasa, tetapi juga sebagai alat untuk mencapai objektif-objektif bisnis yang disasar. Itulah mengapa kita menggunakan brand audit, menilai dengan pendekatan dan metode yang jelas konsep serta aplikasi brand yang sudah diterapkan.

Dalam proses brand audit, komponen yang dilihat pada dasarnya terbagi dua: internal dan eksternal. Komponen internal mencakup pihak-pihak yang berada di dalam perusahaan, mulai dari tingkat manajemen hingga operasional. Ini dilakukan untuk melihat latar belakang perusahaan terkait, perjalanannya, hingga situasinya saat ini. Hal ini menjadi esensial karena kita memahami bahwa brand merupakan sebuah proses bukan entitas semata. Komponen eksternal mencakup semua pihak di luar brand dan berbagai aktivitas promosi atau pemasaran yang dilakukan. Biasanya pada titik ini kajian akan fokus kepada touchpoints dari brand tersebut.

Di tengah situasi pandemi seperti ini, kebutuhan melakukan brand audit justru meningkat. Berbagai bisnis perlu mengetahui bagaimana performa brand mereka, khususnya menghadapi berbagai pembatasan yang terjadi. Dalam hal ini, banyak bisnis memutuskan untuk bekerja sama dengan brand agency atau brand consultant. Pelaksanaannya dapat dengan mudah dilakukan secara daring (online), bahkan cenderung menjadi lebih mudah walau dengan proses dan hasil yang sama komprehensifnya. Dari situ mereka melihat bahwa situasi saat ini justru bisa menjadi momentum untuk rebranding dan muncul dengan wajah baru begitu situasi pulih. Berbagai komponen dikembangkan mulai dari brand identity, brand architecture, brand strategy, hingga communication strategy dan komunikasi visual. Milestone menjadi salah satu yang terdepan sebagai brand consultant yang mampu menawarkan brand audit secara daring dengan kapabilitas yang dibutuhkan.